BeritaInternasional

Withen  Kolago: Mengangkat Bahasa Daerah Papua Dari Kepunahan.

131
×

Withen  Kolago: Mengangkat Bahasa Daerah Papua Dari Kepunahan.

Sebarkan artikel ini

WAMENA~Globalindo.Net// Bapak Withen Kolago Pemulung Bahasa Daerah West Papua mengatakan bahwa Kabupaten Jayawijaya Terancam Punah, Harapan Baru di Tangan Athenius Murip dan Ronny Elopere Kabupaten Jayawijaya yang selama ini dikenal sebagai pusat budaya, adat, dan bahasa daerah di wilayah Papua Pegunungan, kini tengah menghadapi ancaman serius: punahnya bahasa-bahasa daerah yang menjadi identitas masyarakat Balim yang diterima Media pada hari Rabu 09 April 2025

Thabenak Kolago, mengatakan Dari lima bahasa daerah utama yang ada, hanya satu yang telah memiliki kamus, yakni Bahasa Lani. Empat lainnya masih dalam proses dokumentasi dan belum tersentuh secara serius oleh pemerintah daerah. Pungkasnya

Tabenak Withen Kolago, aktivis bahasa daerah sekaligus putra asli Wamena, menyampaikan keprihatinannya terhadap minimnya perhatian pemerintah terhadap pelestarian bahasa-bahasa lokal. “Dari masa ke masa, dari bupati ke bupati, bahasa daerah tidak pernah benar-benar diakomodasi sebagai tanggung jawab utama pemerintah. Ini menyedihkan,” tegas Tabenak dalam keterangannya.

Ia menyampaikan harapan besar kepada kepemimpinan baru Bupati Athenius Murip dan Wakil Bupati Ronny Elopere agar memberi perhatian serius terhadap pelestarian bahasa daerah melalui dukungan pendanaan riset, dokumentasi, dan penyusunan kamus bagi empat bahasa yang tersisa. “Bahasa daerah adalah identitas Orang Balim. Jika bahasa ini punah, maka identitas kita sebagai masyarakat adat juga ikut lenyap,” tuturnya

Menurut Tabenak, pada masa kepemimpinan sebelumnya, Bupati Jhon Ricard Banua dan Wakil Bupati Marthen Yogobi telah menerbitkan Peraturan Bupati (Perbup) tentang perlindungan bahasa daerah. Namun hingga saat ini, pelaksanaan peraturan tersebut masih stagnan. “Perbup itu hanya tinggal di atas meja. Tidak ada realisasi nyata. Tidak satu pun kamus dari empat bahasa itu yang berhasil disusun. Saya minta Bupati baru segera mengaudit Perbup itu bersama Kepala Dinas terkait,” ujarnya.

Ia juga melontarkan kritik tegas terhadap Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Jayawijaya yang dinilai tidak menunjukkan komitmen terhadap pelestarian bahasa daerah, meskipun berasal dari Wamena. “Ini menyedihkan dan membuat kami geram. Jabatan seharusnya digunakan untuk membela akar budaya sendiri, bukan justru membiarkannya hilang begitu saja. Kepemimpinan baru harus mengevaluasi potensi pejabat seperti ini,” tegasnya

Tabenak menegaskan, Jayawijaya sebagai pusat budaya dan identitas Balim seharusnya menjadi contoh dalam upaya pelestarian bahasa daerah di seluruh wilayah Papua Pegunungan. Menurutnya, tanggung jawab pemerintah bukan sekedar membangun infrastruktur fisik, tetapi juga menjaga warisan nonfisik seperti bahasa dan adat istiadat. “Jika bahasa tidak dilindungi oleh pemerintah, itu adalah kegagalan bersama—baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat adat sendiri. Kita tidak boleh tinggal diam,” Tutupnya

Jurnalis : Dano Tabuni