Gresik – Globalindo.Net// Tersangka CMP hanya tertunduk lesu di Ruang Penyidik Unit Resmob Satreskrim Polres Gresik.
Perempuan (29) asal warga Lamongan itu diamankan Unit Resmob Satreskrim Polres Gresik lantaran terbukti melakukan penipuan dengan modus jual beli sembako murah.
Perempuan bertato itu diamankan di wilayah Jepara, Jawa Tengah saat berusaha melarikan diri.
Dia diketahui telah melakukan penipuan terhadap puluhan warga Gresik hingga mengakibatkan kerugian ratusan juta rupiah.
Kanit Resmob Satreskrim Polres Gresik Ipda Andi Muh. Asyraf Gunawan menjelaskan bahwa kasus tersebut bermula dari laporan puluhan korban ke Mapolres Gresik.
Lantaran tertipu dengan iming-iming CMP yang menawarkan sembako dengan harga murah pada awal Februari lalu.
“Dengan sistem pre order pesan barang diawal. Pelaku mensyaratkan agar korban membayar terlebih dahulu sesuai jumlah barang yang dipesan,” ungkapnya. Kamis (29/5/2025).
Sembako yang ditawarkan terbilang murah, bahkan jauh dibawah harga pasaran. Hal tersebut membuat para korban tertarik. Hingga memesan dengan jumlah yang cukup banyak.
“Berbagai jenis sembako. Mulai dari beras, gula, maupun mie instan,” bebernya.
Akal bulus CMP setidaknya berhasil menipu 22 korban. Tidak heran, transaksi yang dilakukan mencapai ratusan juta rupiah.
“Barang yang dipesan memang tersedia, namun jumlahnya tidak pernah sesuai,” tutur Ipda Andi Muh. Asyraf Gunawan.
Rupanya hal tersebut merupakan akal-akalan pelaku untuk mengikat korban. Dengan modus meminta korban melakukan pesanan tambahan dengan syarat kembali membayarkan sejumlah uang.
“Setelah berjalan sekitar 2 bulan, transaksi mulai macet. Korban sudah membayar, namun barang yang dipesan tidak kunjung datang,” beber Ipda Andi Muh. Asyraf Gunawan.
Baca juga 110 Warga Kampung Nyaukono Vanimo PNG Pindah Ke Indonesia
Sebenarnya, para korban berupaya meminta Pertanggungjawaban terhadap pelaku.
Namun, CMP justru kabur melarikan diri. Tim penyidik berhasil mengamankan tersangka di wilayah Jepara, Jawa Tengah.
Saat ini, CMP sudah ditahan di Rutan Polres Gresik untuk proses penyidikan lebih lanjut. Tidak menutup kemungkinan jumlah korban bertambah.
“Mohon waktu untuk proses penyelidikan lebih lanjut,” tandasnya.
Salah satu korban berinisial AA pun merugi hingga 27 juta rupiah. Padahal, saat pertama kali transaksi pada Januari lalu, hubungan bisnis yang dilakukan berjalan lancar.
“Transaksi terakhir pada pertengahan Februari,” ucapnya.
Saat itu, dia telah membayar lunas 100 sak beras yang dipesan. Namun hanya diberi 55 sak beras oleh pelaku.
“Sampai sekarang dilabrak di rumahnya namun malah kabur,” ungkapnya kesal.
{Nurbidin}