Sumenep,Globalindo.Net// – Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) adalah merupakan program padat karya tunai dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air menggunakan dana APBN. Pelaksanaan P3-TGAI dilakukan sesuai dengan Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis P3-TGAI. Dalam Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi atau P3-TGAI adalah juga program perbaikan, rehabilitasi atau peningkatan jaringan irigasi dengan berbasis pada peran serta masyarakat.
P3-TGAI dilaksanakan secara swakelola dengan swakelola tipe IV. Penerima manfaat kegiatan P3-TGAI adalah Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)/ Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A)/ Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air (IP3A).
Dan untuk pelaksanaan Swakelola tipe IV dilakukan berdasarkan Kontrak PPK dengan pimpinan Kelompok Masyarakat. Pelaksanaan swakelola dalam sebuah instansi dapat dilaksanakan apabila memenuhi salah satu jenis pekerjaan yang dapat dilakukan dengan swakelola.
Diketahui Desa Saronggi, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep , Provinsi Jawa Timur, mendapatkan program P3-TGAI. Hal itu diakui oleh Kades Saronggi saat media mengkonfirmasi ke rumahnya. Sabtu (18/10/2024)
” Pekerjaan itu dikerjakan secara swakelola oleh masyarakat setempat yang diketuai oleh Tony sebagai ketua kelompok taninya,” Kata Kades Saronggi Nintawi.
Investigasi media, anggaran pekerjaan senilai Rp. 195.000.000,- dari APBN tersebut pelaksanaan pembuatan saluran irigasi dari program P3-TGAI Desa Saronggi diduga tidak sesuai dengan RABnya.
Diduga kuat Tony mengabaikan kekuatan saluran irigasi tersebut dengan hanya menumpuk atau menyusun pecahan batu-batu tanpa disatukan dengan adukan semen seperti biasanya dan terkesan asal jadi.
” Pecahan batunya hanya disusun tanpa dikasih adukan semen. Setelah ditumpuk-tumpuk batu tersebut lalu disiram dengan adukan semen, inikan tidak ada kekuatannya, gampang dirobohkan, dikerjakan asal jadi saja”, ucap wartawan Patroli,
Kontruksi yang di bangun diduga Tony mengambil keuntungan untuk kepentingan pribadinya.
Hingga berita ini terbit Tony selaku Ketua kelompok tidak menerima panggilan wartawan untuk konfirmasi padahal berdering.
Pewarta:HR. Editor: Purwati