BeritaNasionalTNI /POLRI

Indonesia Meningkatnya Operasi Militer Di Papua Barat Memicu Kekhawatiran Tentang Pengungsian Orang Asli Papua

860
×

Indonesia Meningkatnya Operasi Militer Di Papua Barat Memicu Kekhawatiran Tentang Pengungsian Orang Asli Papua

Sebarkan artikel ini

WEST PAPUA –Globalindo.Net//  Benny Wenda, presiden pemerintah sementara united libaration movement for west papua (ULMWP) Seorang pemimpin kemerdekaan Papua Barat mengatakan meningkatnya kekerasan memaksa penduduk asli Papua untuk melarikan diri dari tanah leluhur mereka.

Itu terjadi ketika militer Indonesia mengklaim 18 anggota Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) tewas dalam operasi selama satu jam di Intan Jaya pada 14 Mei 2025. Pungkas wenda

Dalam sebuah pernyataan, yang dilansir oleh Kompas Daily, militer Indonesia mengatakan kehadirannya “bukan untuk mengintimidasi rakyat” tetapi untuk melindungi mereka dari kekerasan.
“Kami tidak akan membiarkan rakyat Papua hidup dalam ketakutan di tanah mereka sendiri,” katanya.
Militer Indonesia mengatakan pihaknya menyita senjata api, amunisi, busur dan anak panah.

Mereka juga mengambil bendera bintang fajar – yang digunakan sebagai simbol kemerdekaan Papua Barat – dan peralatan komunikasi.
Presiden Pemerintah sementara Gerakan Pembebasan Bersatu untuk Papua Barat (ULMWP) Benny Wenda, yang tinggal di pengasingan di Inggris, mengatakan kepada Media Globalindo bahwa tujuh desa di Ilaga, Kabupaten Puncak di Papua Tengah sekarang sedang diserang.

“Eskalasi militer saat ini di Papua Barat kini telah berkembang selama berbulan-bulan. Awalnya menargetkan Intan Jaya, militer Indonesia sejak itu memperluas serangannya ke Kabupaten dataran tinggi lainnya, termasuk Puncak,” katanya.

Wenda mengatakan perempuan dan anak-anak dipaksa meninggalkan desa mereka karena konflik yang meningkat, seringkali dari serangan pesawat tak berawak atau serangan udara.

Awal bulan ini, Pemerintah Sementara ULMWP mengklaim satu warga sipil dan satu lagi terluka parah setelah ditembak dari helikopter.

Pekan lalu, ULMWP membagikan video sekelompok orang asli Papua berjalan melalui pegunungan sambil memegang bendera Indonesia, yang menurut Wenda adalah simbol penyerahan.
“Mereka memandang kita sebagai primitif dan mereka memandang kita sebagai manusia di bawah manusia,” kata Presiden Wenda.

Dia mengatakan peningkatan kehadiran militer didorong oleh sumber daya.
Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto memiliki tujuan untuk dapat memberi makan penduduk Indonesia tanpa impor pada awal 2028.

Sebuah pernyataan video dari suku-suku di Kabupaten Mappi di Papua Selatan sekitar sebulan yang lalu, diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, mengatakan mereka menolak proyek pangan Indonesia dan meminta perusahaan untuk pergi.

Dalam video itu, sekitar selusin orang Papua berdiri sementara satu mengatakan klan-klan di wilayah itu telah ada di tanah adat selama beberapa generasi dan bahwa perusahaan telah mensurvei tanah tanpa persetujuan.
“Kami dengan tegas meminta pemerintah daerah, bupati, Kabupaten Mappi untuk segera meninjau izin dan mencabut izin perusahaan,” kata nas bicara.

Wenda mengatakan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) juga telah berkembang.
Tetapi dia mengatakan banyak TPNPB menggunakan busur dan anak panah untuk melawan senjata modern.
“Saya menyebut mereka penjaga rumah karena tidak ada tempat untuk pergi.” Tutup Presiden Wenda.

Jurnalis : Dano Tabuni