KAB BEKASI – JABAR
Globalindo.Net// Warga kampung Srengseng Jaya RT 002/001 Desa Sukadarma Kecamatan Sukatani menjerit, rumah-rumah mereka terendam banjir, kini mereka hidup serba kesulitan dan berjuang sendirian.
Namun anehnya Pemdes Sukadarma, Kecamatan Sukatani dan pemerintah Bekasi sama sekali tidak memperdulikan. Seakan melakukan pembiaran mereka belum pernah mengunjungi sama sekali semenjak musibah banjir menerjang warga hingga kini, Rabu 05 Maret 2025
Rahmat Hidayat, Wakil Ketua yayasan YPK Patriot, kepada media, menjelaskan, jebolnya tanggul sungai kali Cikarang sejak Sabtu 01 Maret 2025 hingga saat ini Rabu 05 Maret 2025 telah merendam Sekolah Yayasan, rumah-rumah warga serta Rumah Sakit DKH Sukatani.
Dirinya menyayangkan sikap pemerintah sama sekali tidak memperdulikan bahkan untuk sekedar mengunjungi dan melihat kesulitan warganya.
“kenapa Pemdes Desa Sukadarma, Pemerintah Kecamatan Sukatani, BPBD Kabupaten Bekasi, Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Dan Dinas Sosial Kabupaten Bekasi belum terlihat mengunjungi kami, menanyakan kami bisa makan apa tidak.? bisa tidur apa tidak?” ucapnya dengan nada sedih.
Rahmat keluhkan BPBD dalam menaggulangi dan penangan perihal jebolnya tanggul sungai kali Cikarang. Dari Dinas kesehatan juga sama tidak ada peduli tentang kesehatan warga.
Ada apa dengan kami.? Bukankah kami juga warga masyarakat kabupaten Bekasi yang selayaknya mendapat perhatian dan Respon dari Pemerintah, dengan nada lirih.
Menurut Rahmat, sebenarnya warga keberatan dengan ditutupnya pintu air yang mengarah ke Desa Sukamanah dan Desa Sukamulya, karena kalau pintu air itu dibuka setidaknya beban air yang mengarah ke desanya akan berkurang, kalau memang pintu air itu tidak boleh dibuka, lebih baik tutup aja selamanya, jangan ada pintu air yang mengarah ke Desa Sukamanah dan Desa Sukamulya, karena kalaupun diadakan tidak adil bagi kami karena ketika Debit air meninggi hanya kami yang terkena dampaknya, bebernya.
Senada, Tarmidi warga Srengseng yang rumahnya sudah lima hari terendam mengeluh atas sikap pemerintah tidak cepat tanggap atas kesulitan warga.
“aktivitas kami terganggu dengan adanya banjir ini, dan saya berharap kedepannya pemerintah lebih peduli terhadap warganya, bahkan kami untuk istirahat tidur pun ada yang mengungsi ke rumah keluarga dan ada juga yang menggunakan Bale,” ujarnya.
Rumah Sakit DKH Sukatni
Sama kondisinya dengan rumah-rumah warga, Rumah Sakit DKH Sukatni terendam banjir namun tidak terlalu parah, air luapan banjir hanya menggenagi halaman rumah sakit.
Ditemui di kantor rumah sakit, Dedi Maulana Kepala Bagian Marketing Rumah Sakit DKH Sukatni mengungkapkan kepedihannya karena pelayanan publik terganggu.
“kami menyayangkan sekali ketika ada yang datang mau berobat tapi terhambat dalam perjalanannya oleh banjir ini, sudah 2hari halaman rumah sakit kami tergenang air, itupun pintu utama kita tutup dengan karung tanah, papan dll, agar air tidak masuk ke dalam ruangan rumah sakit, karena arusnya masih deras, dan sampai saat ini belum ada kunjungan dari pemerintah setempat, Dinas-dinas terkait juga BPBD kabupaten bekasi.” ungkap Dedi Maulana
Dedi Maulana juga berharap, “semoga bencana banjir ini segera teratasi, agar tidak menggangu akses untuk masyarakat pada umumnya hususnya warga kampung Srengseng dalam menjalankan aktivitasnya.” Harapnya
(JM/ Ahmad Syarifudn)