BeritaNasional

Momentum Haru di Bawah Atap Hijau: Pesan Kemanusiaan dari Tanah Papua.

748
×

Momentum Haru di Bawah Atap Hijau: Pesan Kemanusiaan dari Tanah Papua.

Sebarkan artikel ini

SALA TIGA-Globalindo.Net//  Syukuran Wisudawan Ikatan Keluarga Besar Pelajar dan Mahasiswa Pegunungan Tolikara, Lani Jaya dan Jayawijaya Kota Study Jawa Tengah salat Tiga tahun 2024-2025

Di bawah naungan atap hijau yang memayungi halaman berumput, terlihat dua sosok yang mewakili semangat perjuangan tanah Papua. Waiki E. Kogoya, S.Kom., M.Kom, berdiri dengan mengenakan toga dan selempang kelulusan biru, sementara di sampingnya Gasper Tabuni memberikan sambutan yang menggetarkan hati para hadirin dalam photo yang diliput media

Momen wisuda master GIS (Geographic Information System) dari UKSW ini bukanlah sekadar perayaan akademis biasa. Air mata yang mengalir di pipi Waiki menyimpan kisah perjuangan panjang – bukan hanya perjuangan pribadi, namun juga representasi harapan untuk kemajuan Papua di bidang teknologi informasi. pungkas Tabuni

Dalam sambutannya yang mengharukan, Gasper Tabuni menganalogikan pendidikan dengan konsep perang dalam tradisi Balim – bukan perang yang menghancurkan, melainkan perang yang membangun. “Perang” dalam konteks pendidikan ini membawa nilai-nilai sakral: ketekunan, disiplin, dan dedikasi untuk memajukan tanah air. Tegasnya

Tangis haru pecah ketika Tabuni menyampaikan harapannya agar Waiki kelak menjadi profesor pertama dari pegunungan Balim di bidang GIS. Visi ini bukan sekadar ambisi pribadi, tetapi misi suci untuk “Digitalisasi Kunume Wene” – sebuah langkah vital menghadapi berbagai persoalan tanah dan sumber daya alam di Papua. Tambahnya

Yang paling menyentuh adalah pesan persatuan di akhir sambutan. Di tengah arus pemekaran wilayah, Tabuni mengingatkan bahwa identitas sebagai manusia Balim harus tetap utuh, melampaui sekat-sekat administratif baru. “Kita adalah satu,” pesannya menggemakan harapan akan Papua yang lebih baik melalui pendidikan dan teknologi. Tegas Tabuni

Tepuk tangan meriah yang memenuhi halaman itu bukan sekadar apresiasi untuk sebuah kelulusan – ia adalah dukungan untuk mimpi besar anak-anak Papua yang berani “berperang” di medan pendidikan demi masa depan tanah airnya. Tutup Tabuni.

Jurnallis : Dano Tabuni.                            Editor:Purwati