OPINI, JABAR
Globalindo.Net//Amilia Agustin (28) berhasil menciptakan perubahan signifikan di lingkungan sekolah, bahkan masyarakat setempat.
Kepedulian Ami terhadap lingkungan sudah tumbuh sejak kecil. Saat usianya masih 12 tahun, ia melihat banyak sampah yang tidak terkelola dengan baik di lingkungan sekolah dan sekitarnya.
Hal itu pun memicunya untuk mencari solusi dan memulai gerakan kecil bersama teman-temannya. Awalnya, Ami mulai mengumpulkan sampah plastik dan mendaur ulangnya menjadi berbagai barang yang berguna.
Alumni SMPN 11 Bandung ini, kemudian membuat program ” Go To Zero Waste School” dengan mengolah sampah organik, anorganik dan plastik agar bisa di manfaatkan, serta menghasilkan uang.
Meski masih muda, Amiberhasil mengedukasi dan menginspirasi siswa, guru serta staff sekolah untuk mengurangi, mendaur ulang, dan mengelola sampah dengan lebih efektif.
Setelah proposal program ” Go To Zero Waste School ” dengan biaya operasional Rp. 25 juta di setujui. Ami langsung bergerak mengatasi sampah di sekolahnya.
Sampah-sampah yang berhasil di kumpulkan kemudian di bagi menjadi empat bidang pengelolaan, yakni sampah anorganik, sampah organik, sampah tetrapak dan sampah kertas.
Dari empat cara pengelolaan sampah ini, Ami dan komunitasnya memberdayakan sampah yang dapat menghasilkan nilai ekonomis dan berguna sehari-hari, seperti membuat tas dan pupuk kompos.
Atas kontribusinya di bidang lingkungan, Ami sempat di juluki sebagai ” Ratu Sampah Sekolah ” dari Bandung oleh masyarakat setempat.
(San)