Kabupaten BandungBeritaJawa Barat

Jeritan Para Petani Kampung Kulalet lahan Sawahnya Terdesak Perumahan

787
×

Jeritan Para Petani Kampung Kulalet lahan Sawahnya Terdesak Perumahan

Sebarkan artikel ini

KAB.BANDUNG, JABAR
Gobaindo.Net//Nasib petani kembali terancam ”dikorbankan” untuk perumahan. Hal tersebut menimpa para petani Kampung Kulalet ,Desa Bojong Malaka, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung.

Proyek pengurukan tanah di lokasi yang berdekatan dengan sawah mereka dipersoalkan para petani setempat. Selain mengalihfungsikan lahan persawahan, pengurukan yang di lakukan pengembang perumahan tersebut dianggap mengganggu saluran irigasi persawahan milik para petani sekitar.

Lahan pertanian milik warga kampung kulalet kondisinya semakin terdesak, perlahan tapi pasti banyak lahan pertanian kini sudah beralih fungsi menjadi lahan perumahan dan industri/pabrik.

Banyak warga pemilik lahan pertanian akhirnya menyerah karena situasinya sangat dilematis, satu sisi bertani merupakan profesinya satu-satunya namun disisi lain mempertahankan lahan pertanian dengan kondisi yang sudah tidak didukung jaringan irigasi yang memadai akan mengakibatkan kegagalan panen.

Meskipun Indonesia memiliki UU No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanaian Berkelanjutan, alih fungsi lahan tetap tidak bisa diatasi.

DEDE 72 tahun warga Kampung Kulalet menutur kan kepada Globalindo, berdasarkan informasi yang diterima, rencananya lokasi pengurukan tersebut akan di jadikan kawasan perumahan.

“Saya termasuk petani terdampak, sawah garapan saya dan rekan saya kemungkinan sebagian akan gagal panen akibat saluran perairan yang menyuplai air persawahan kami terancang pengurukan, otomatis sawah kami tidak akan mendapatkan air,” Ujar Dede.

Sekarang pun kami sudah merasakan dampak dari pengurukan, timpalnya.

Dede mengatakan dirinya minta kepada pengembang agar di buat kan saluran air biar sawah kami tetap mendapat kan air karena ini sumber kehidupan kami dari bertani kalo ini di tutup otomatis kami tidak bisa bertani lagi tutur Dede yang sudah puluhan tahun menjadi petani.

“Dan sayah minta kepada pemerintaha untuk mencarikan solusi bagi para petani yang kena dampak pengurukan

Hal senada di ucap kan oleh Ade 54 tahun.

“Kami sebenarnya berharap agar pemerintah segera melakukan upaya mediasi dengan para pengembang. Kasihan petani, karena sumber pendapatan selama ini yaitu dari bertani” ucapnya.

Para petani sekitar yang mendukung proyek tersebut berharap kami tidak melarang pengurukan tetapi kami memohon agar sawah seluas hampir 3 hektar yang di garap oleh 8 petani harus tetap mendapatkan suplay air, agar tidak berdampak negatif pada pertanian di kemudian hari, tambah Ade.

Galih

× How can I help you?