Magetan ~ Globalindo.Net// Bentrokan antar dua kelompok pesilat dari perguruan PSHT Teratai dan PSHW Tunas Muda pecah di kawasan Likasan, Desa Madigondo, Kabupaten Magetan, Minggu (20/4) siang. Aksi saling lempar batu dan batu bata berlangsung selama kurang lebih tiga jam, dari pukul 14.00 WIB hingga 17.00 WIB, dan menyebabkan sejumlah orang mengalami luka-luka.
Kericuhan bermula saat rombongan warga PSHT Teratai asal Madiun yang baru saja menghadiri acara Halalbihalal di Desa Kiringan, Kecamatan Takeran, Kabupaten Magetan, dalam perjalanan pulang melintasi kawasan Likasan, Madigondo. Di lokasi tersebut, rombongan diduga dihadang oleh kelompok pesilat dari PSHW Tunas Muda, hingga akhirnya memicu bentrokan terbuka.
“Situasi cepat memanas, terjadi saling lempar batu dan batu bata. Beberapa orang mengalami luka, tapi semuanya dari pihak perguruan, bukan warga sipil,” kata salah satu warga setempat.
Selain bentrokan, kejadian ini juga sempat diwarnai penahanan antar anggota perguruan. Dua anggota PSHT Teratai asal Madiun sempat ditahan oleh kelompok lawan. Namun berkat respons cepat dari Mas Sahril, Koordinator Lapangan (Korlap) PSHT Magetan, keduanya berhasil dibebaskan dalam keadaan aman.
Tak hanya itu, Mas Sahril juga membantu membebaskan dua anggota perguruan PSHW Tunas Muda yang sempat ditahan oleh pihak PSHT Teratai. Keduanya diserahkan kembali dalam kondisi utuh dan tanpa luka sedikit pun, sebagai bentuk komitmen damai dan pengendalian situasi.
Kapolres Magetan, AKBP Raden Erik Bangun Prakasa, S.H., S.I.K., M.M., turun langsung ke lokasi bentrokan bersama jajaran dan korlap dari masing-masing perguruan. Upaya mediasi dilakukan secara persuasif agar bentrokan tidak meluas.
“Kami utamakan penyelesaian damai. Terima kasih atas kerja sama semua pihak, terutama para korlap yang mampu menahan emosi anggotanya,” tegas Kapolres Erik.
Bentrok akhirnya berhasil diredam sekitar pukul 17.00 WIB. Pihak kepolisian dan TNI tetap bersiaga di lokasi guna mengantisipasi kemungkinan bentrokan lanjutan.
Polres Magetan mengimbau seluruh pihak untuk mengedepankan silaturahmi, persatuan, dan tidak mudah terprovokasi. Konflik antar anggota perguruan diharapkan bisa diselesaikan melalui jalur dialog dan musyawarah.
{YEKO}