Kabupaten GarutBeritaJawa Barat

Warga Cimari Muara Karangsari Garut Kecewa Proyek Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP) Tak Libatkan Tenaga Kerja Lokal

92
×

Warga Cimari Muara Karangsari Garut Kecewa Proyek Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP) Tak Libatkan Tenaga Kerja Lokal

Sebarkan artikel ini

GARUT, Globalindo.Net – Program Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP) Kp. Cimari Muara, Desa Karangsari, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, tahun 2024-2025, merupakan inisiatif strategis untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan melalui transformasi wilayah pesisir menjadi lebih produktif dan berdaya saing.

Selain meningkatkan produktivitas, program ini juga berkontribusi pada ketahanan pangan nasional dengan cara memperkuat aspek sosial dan ekonomi nelayan, serta pembangunan infrastruktur pendukung yang memadai.

Tujuan utama program ini adalah meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan nelayan, menjadikan kampung nelayan lebih modern dan kompetitif sehingga mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat nelayan secara signifikan.

Program ini juga bertujuan memulihkan martabat nelayan dengan tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga memperkuat peran sosial dan ekonomi nelayan sehingga mereka bisa menjadi pelaku aktif dalam pembangunan wilayahnya.

Penguatan ekonomi lokal menjadi fokus dengan menempatkan koperasi sebagai pusat kegiatan ekonomi, memberikan pelatihan, pendampingan, serta integrasi pasar untuk mendorong peningkatan penghasilan nelayan dan keluarganya. Dalam upaya mendukung ketahanan pangan nasional, program ini juga meningkatkan produktivitas sektor perikanan.

Tujuan spesifik yang dijalankan meliputi pembangunan infrastruktur seperti pabrik es, cold storage, dermaga, pusat pengolahan hasil laut, serta meningkatkan kualitas perumahan dan sanitasi nelayan. Akses terhadap sumber daya ditingkatkan dengan memfasilitasi nelayan melalui pembangunan stasiun pengisian bahan bakar nelayan (SPBN) untuk mendapatkan bahan bakar bersubsidi lebih mudah.

Aspek sosial pun diperkuat melalui peningkatan infrastruktur sosial seperti pembangunan jalan, ruang publik, dan penguatan organisasi masyarakat sipil agar kehidupan desa semakin kuat dan tangguh. Lingkungan pesisir juga menjadi perhatian khusus dengan langkah penanganan abrasi yang mengancam permukiman nelayan.

Antusiasme masyarakat Desa Karangsari dan desa-desa di Kecamatan Pakenjeng terhadap program ini sangat besar. Namun, masyarakat menyampaikan kekecewaan karena keterlibatan langsung warga dalam pekerjaan program belum maksimal.

Banyak warga yang berminat bekerja setiap hari menunggu kesempatan, namun kepastian keterlibatan belum didapatkan. Saat perwakilan warga menanyakan hal ini kepada pihak kontraktor pada Rabu, 15 Oktober 2025, pihak kontraktor menjelaskan, bahwa pengondisian tenaga kerja sepenuhnya diserahkan kepada Forkompimcam (Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan) Pakenjeng.

Begitu pula pengelolaan material lokal seperti pasir dan batu pecah, sepenuhnya menjadi tanggung jawab Forkompimcam. Namun kontraktor memastikan bahwa pada hari Senin, 20 Oktober 2025, sebanyak 15 warga sekitar akan mulai diikutsertakan sebagai pekerja dalam program ini.

Jika penjelasan kontraktor tersebut benar, maka Forkompimcam Pakenjeng seharusnya dapat memberikan kejelasan dan memastikan keterlibatan warga sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat setempat.

Peran Forkompimcam sangat penting agar tidak terjadi kesenjangan komunikasi dan persepsi yang berpotensi memicu konflik sosial. Semoga pemerintah desa dan kecamatan segera menindaklanjuti masalah ini dengan baik agar aspirasi masyarakat dapat terpenuhi tanpa hambatan.

Hal ini sangat penting demi kelancaran keberlangsungan Program Kampung Nelayan Merah Putih, yang sejatinya membawa harapan besar untuk memperbaiki kesejahteraan nelayan, memperkuat ekonomi lokal, serta menjaga keberlanjutan ketahanan pangan nasional di Kecamatan Pakenjeng dan sekitarnya.

(balam).

Tinggalkan Balasan