JAWA TIMURSumenep

Pelabuhan Batu Guluk Kangean Memprihatinkan, Warga Desak Pemerintah Segera Lakukan Perbaikan

167
×

Pelabuhan Batu Guluk Kangean Memprihatinkan, Warga Desak Pemerintah Segera Lakukan Perbaikan

Sebarkan artikel ini

Kangean, Globalindo.net – Kondisi Pelabuhan Batu Guluk di Desa Bilis-Bilis, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, Sumenep, kian memprihatinkan. Hasil penelusuran tim investigasi media pada Sabtu (6/9/2025) menemukan bahwa salah satu dermaga, khususnya di sisi timur, sudah tidak layak lagi digunakan sebagai fasilitas penunjang transportasi laut.

Masyarakat setempat khawatir kondisi dermaga yang dibiarkan rusak tanpa perawatan dapat menimbulkan risiko keselamatan. Kekhawatiran ini semakin besar ketika kapal penumpang seperti KM Hulalo tiba pada malam hari, membawa jumlah penumpang yang banyak. Minimnya penerangan dan kondisi dermaga yang rapuh dikhawatirkan bisa mengakibatkan penumpang terjatuh ke laut.

“Suara kami jangan hanya dibaca di media ini, tapi mohon pemerintah segera bertindak memperbaiki dermaga. Jangan tunggu ada korban dulu baru diperhatikan,” ungkap salah seorang warga setempat dengan nada kecewa.

Suara kami jangan hanya dibaca di media ini, tapi mohon pemerintah segera bertindak memperbaiki dermaga. Jangan tunggu ada korban dulu baru diperhatikan,

Pantauan di lapangan juga menunjukkan bahwa selain tidak ada upaya perbaikan, pemeliharaan dasar pun seakan diabaikan. Kondisi ini menambah kesan bahwa pelabuhan tersebut dibiarkan rusak begitu saja.

Pelabuhan Batu Guluk memiliki peran vital sebagai jalur transportasi laut antar-pulau, baik dari Kangean ke Kalianget maupun wilayah lainnya di Sumenep. Pelabuhan ini terdiri dari dua dermaga, yakni Batu Guluk I dan Batu Guluk II, yang menjadi tumpuan masyarakat dalam mobilitas maupun distribusi barang.

Dengan kondisi yang ada, masyarakat berharap agar pemerintah daerah maupun pusat segera turun tangan melakukan rehabilitasi. Bagi warga, keselamatan penumpang dan keberlangsungan transportasi laut di Kangean adalah prioritas yang tidak bisa ditunda lagi.

Jurnalis: Yanto