JAWA TIMURSumenep

Jalan Protokol Arjasa Gelap, Sampai Kapan Warga Harus Meraba Jalan?

277
×

Jalan Protokol Arjasa Gelap, Sampai Kapan Warga Harus Meraba Jalan?

Sebarkan artikel ini

Arjasa – Malam di Arjasa kini bak lorong panjang yang menelan cahaya. Jalan protokol yang seharusnya menjadi jalur aman dan nyaman bagi masyarakat, justru berubah menjadi lintasan penuh bayangan. Dari Pelabuhan Batuguluk, Kalisangka, hingga pusat kecamatan, hanya beberapa titik lampu yang menyala. Sisanya, gelap gulita menguasai.

Berdasarkan hasil pantauan media, lampu penerangan memang ada, tetapi jaraknya terlalu berjauhan. Titik-titik yang gelap seakan memaksa pengendara hanya mengandalkan sorot lampu kendaraan, dengan jarak pandang yang terbatas.

“Kalau jalan protokol saja gelap begini, bagaimana jalan desa? Kami harus ekstra hati-hati, apalagi kalau berpapasan dengan kendaraan besar,” keluh seorang pengendara yang setiap malam melintas dari pusat Arjasa ke Batuguluk.

Kondisi ini bukan hanya menurunkan kenyamanan, tapi juga mengancam keselamatan. Gelap meningkatkan risiko kecelakaan, terutama di tikungan tajam dan jalan berlubang. Belum lagi aspek keamanan, karena suasana gelap kerap dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan.

Terlihat sangat gelap gulita.

Tokoh masyarakat Arjasa mendesak agar Bupati Sumenep segera turun tangan dengan menginstruksikan Dinas Perhubungan Sumenep dan instansi terkait untuk menindaklanjuti keluhan warga. “Kami berharap Bupati bisa mendengar langsung suara masyarakat. Jangan tunggu sampai ada korban kecelakaan atau tindak kriminal baru bertindak,” tegasnya.

Menurut warga, penambahan dan perbaikan lampu penerangan di jalan protokol bukan sekadar proyek fisik, melainkan bentuk nyata perhatian pemerintah terhadap kebutuhan rakyatnya. Jalan protokol adalah wajah utama kecamatan; jika di malam hari yang terlihat hanya gulita, kesan yang terbentuk jelas negatif bagi siapa pun yang datang.

Malam di Arjasa seharusnya bukan tentang meraba jalan di bawah cahaya seadanya. Setiap bohlam yang menyala adalah simbol kepedulian pemerintah, dan setiap tiang lampu yang berdiri tegak adalah penegas bahwa keselamatan rakyat adalah prioritas. Selama kegelapan masih menyelimuti jalan protokol, pertanyaan ini akan terus menggema: sampai kapan warga harus menunggu terang?

Pewarta: Hariyanto/HR