Surabaya,Globalindo.Net// -Jum’at 28/03/2025. Diawali pembukaan Bismillahirrahmanirrahim.
Gaza, Gerakan Anti Zionist dan Amerika pada Aksi Solidaritas Internasional
untuk Palestina,atau lebih dikenalkan Yaum Al Qud’s yang hampir setengah abad lalu, dari penggagas awal mula dicetuskan sebagai Yaum Al Qud’s, atau hari pembebasan oleh sang revolusioner Ayatullah Imam Khomeini, dan ditetapkannya pada setiap hari jum’at akhir dibulan Ramadhan.
Mungkin sebagian masyarakat indonesia umumnya masih belum tahu dan paham namun, semakin tahun akan banyak yang mulai paham dangan tak terbatasnya informasi baik dari medsos, ataupun televisi dunia yang tanpa batas saat ini.
“Setidaknya dihadiri sekitar 100 org. Dalam aksi damai GAZA/Gerakan Anti Zionist dan Amerika yang bisa dikata Sedikit akan tetapi memiliki militansi dan kesetiaan dlm “Janji setia” pembelaan terhadap bangsa palestina dan islam secara keseluruhan. Sebagai ikrar GAZA, Setia dan satu barisan dgn penggagas al quds, imam khomeni.” tegas Otman Ralibi selaku Korlap Aksi Gaza Surabaya.
Sejatinya, adalah menyambung suara jeritan rakyat palestina,sebagai bangsa yang tertindas di Negerinya, di tanah kelahirannya sendiri,yang tidak dipungkiri bisa jadi wacana genosida pemusnahan masal atas perampasan tanah air, bumi kita tercinta kelak.
Betapa kejadian fakta ini, telah pun berjalan setengah abad lebih dan bahkan,di Hari-hari ini Zionis Israel kembali lebih bengis, menyerang Gaza, yang menyebabkan jatuhnya ratusan korban jiwa,
masyarakat sipil, para manula, para wanita, para remaja, hingga bayi, Tanpa hati atau empati, dan bahkan Mengindahkan masuknya Bulan Suci Ramadhan.
Berbagai dalih mereka ajukan meskipun sudah ada kesepakatan gencatan senjata
antara Israel dan Hamas,di ingkari.
Pengingkaran janji yang demikian sudah menjadi karakter kaum Zionis Israel di sepanjang sejarah eksistensi mereka. Sebagaimana pernah disampaikan Sayyid Musa Sadr, “Israel adalah saripati keburukan global”.
Arogansi sikap kaum Zionis-Israel terhadap bangsa Palestina dan poros perlawanan
Setidaknya tidak
lepas dari dua hal yang saling berkelindan satu sama lain; pertama, sokongan politik, militer dan
ekonomi dari para afiliator para komprador mereka di seluruh dunia, yang dimotori oleh AS, Inggris,
Perancis, dan Jerman, dan beberapa negara di kawasan Timur Tengah.
Dan kedua, lemahnya afinitas
antar sesama kaum Muslimin di berbagai belahan dunia. Dua hal ini saling terhubung satu sama lain
dan saling memberikan pengaruh.
Kepentingan Geopolitik penguasaan sumber daya ekonomi di
kawasan, membuat mereka harus melemahkan dan menghancurkan ikatan-ikatan kemanusian,
kebangsaan, dan keagamaan, bahkan sub-keagamaan, melalui isu-isu kemazhaban dan sebagainya.
Dengan demikian, AS dan para sekutunya dapat mengeksplorasi dan mengeksploitasi seluruh sumber
daya di tanah-tanah yang mereka jajah secara bebas, murah, dan (bahkan) gratis.
Oleh sebab itu fenomena kebudayaan mereka sesungguhnya telah kembali ke zaman pra-sejarah,
dengan jargon homo homini lupus-nya.
Ketika semua bangsa bergerak menuju kecemerlangan
kemanusiaan, toleransi, keadaban, dan kebebasan, justru kaum Zionis-Israel dan para sekutunya berevolusi menuju dunia kebinatangan, penjajahan, dan kerakusan.
Orasi demi orasi dilontarkan agar mata kita, mata dunia islam khususnya terbuka akan pentingnya rasa kemanusiaan yang utuh dan tidak mudah di adu domba atas segala isu, agama, etnis, madzhab dan narasi-narasi kebencian ditolak
dan bercermin pada kondisi bangsa palestina saat ini butuhkan bersatunya ummat manusia.
Takbir “Allahuakbar, Islam terbesar, Kemenangan Dari Allah, Mampus Amerika, Mampis Israel, yel-yel, pekik semangat ditengah-tengah acara sebagai simbol aksi damai Gaza, nan tak lupa dilantunkan lagu kebangsaan Indonesia Raya, serta bait-bait puisi tentang jasa palestina yang telah membantu proklamasi 17 Agustus Kemerdekaan Indonesia,dan bait betapa penderitaan bangsa Palestina saat ini.
Di penghujung acara, yang pada kesempatan ini pula, Gerakan Anti Zionis & Amerika (GAZA), pada Aksi Solidaritas Internasional
untuk Palestina (Yaum al-Quds) tahun 2025 ini menyatakan sikap sebagai berikut:
1. Mengutuk segala bentuk penjajahan di muka bumi, baik penjajah politik, militer, ekonomi, maupun budaya, karena tidak sesuai dengan norma-norma peri kemanusiaan dan peri keadilan
universal, yang sesuai dan sejalan dengan UUD 45 Negara Republik Indonesia,yang berbunyi “maka, penjajahan diatas dunia harus dihapuskan.. ”
2. Mengutuk pendudukan kaum Zionis Israel atas bangsa tertindas Palestina yang sudah berlangsung lebih dari setengah milenium. Kami juga mengutuk setiap bangsa atau intensitas apapun
yang mendukung penjajahan Zionis Israel atas Palestina.
3. Mendukung sikap politik luar negeri Indonesia yang tetap mendukung eksistensi negara Palestina
dan terus memperjuangkannya di jalur-jalur diplomatik, baik dalam konteks diplomasi bilateral
dengan negara-negara pendukung Palestina maupun dalam skala multilateral, di Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB).
4. Menghimbau kepada seluruh elemen bangsa Indonesia untuk melanjutkan upaya-upaya pemboikotan terhadap produk-produk yang terafiliasi dan menyumbang terhadap gerakan Zionisme
Internasional.
5. Menyerukan kepada segenap kaum Muslimin Indonesia untuk tetap menjaga persatuan dan
kesatuan antar sesana ummat Islam. Jangan mau di-adudomba dan dipecah belah atas nama apapun, khususnya yang berkaitan dengan dukungan atas Negara Palestina.
{Chalim}