OpiniBeritaJawa BaratOlahragaPolitik

Ulasan Kritis, Jawa Barat Membutuhkan Sosok Figure Pemimpin Yang Berani Tegas

511
×

Ulasan Kritis, Jawa Barat Membutuhkan Sosok Figure Pemimpin Yang Berani Tegas

Sebarkan artikel ini

OPINI, JABAR

Globalindo.Net//Pemilihan kepala daerah serentak tanggal 27 November 2024 di Jawa Barat, sebentar lagi akan memasuki tahapan masa tenang dan pencoblosan.

Khususnya pemilihan gubernur – wakil gubernur Jawa Barat, kita mencatat bahwa dinamika yang terjadi dalam masa sosialisasi dan kampanye 4 pasangan calon, di tenggarai bakal jadi penentu ke mana arah pemilih akan berlabuh.

Pandangan kritis kaitan dengan Pilgub Jabar ini datang dari seorang mantan ASN yang juga seorang tokoh masyarakat yang tinggal di karawang-jabar, Soleh Efendi atau Kang Pepen.

Dalam rilis yang disampaikan kepada redaksi globalindo, Soleh Efendi atau Kang Pepen menyebut kata kunci Pilgub Jabar yakni dibutuhkan sosok figure yang berani tegas, ucapnya.

Kang Pepen menguraikan pandangannya bahwa pokok pertama yang menjadi kebutuhan rakyat Jawa Barat adalah pemilihan secara demokratis, artinya siapapun yang terpilih pada tanggal 27 november nanti merupakan keputusan rakyat Jawa Barat yang tidak terbantahkan.

“Suka tidak suka, apapun hasilnya merupakan keputusan politik rakyat Jawa Barat yang tak terbantahkan,” ujarnya.

Namun demikian dalam pandangannya, saat ini Jawa Barat butuh pemimpin yang berani tegas yang realistis, bukan sekedar pencitraan penuh kepura-puraan/hypoctitizem.

Ditambahkannya, seorang gubernur terpilih kedepan harus mampu melahirkan binaan (kaderisasi) para pemimpin-pemimpin daerah di Jawa Barat.

Yakni terbangun kapasitasnya, minimal alumni kepala daerah di endors untuk maju ke jenjang lebih tinggi ke pusat sebagai tokoh kader Jawa Barat yang dianggap mumpuni.

Kang Pepen pun memberikan contoh tentang hal tersebut, dan menyebut seorang Gibran Rakabuming Raka yang saat ini menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia.

Menurutnya hanya dengan 3-5 tahun menjadi Walikota Solo, beliau bisa di promosikan menjadi Wakil Presiden.

“Juga seorang Risma mantan Walkota Surabaya, bisa menjadi menteri atau Aria Bima jadi Wakil Menteri Dalam Negeri” imbuhnya.

Berbeda dengan mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang dianggap salah memilih jalan dan cukup puas di tranfer menjadi calon Gubernur DKI, padahal publik jabar berharap Ridwan Kamil bisa mengisi Pos yang lebih baik, menjadi Wapres atau Menteri PUPR.

Dalam Kesimpulan rilisnya Kang Pepen memberikan pandangan menohok, bahwa Para Pemimpin Jawa Barat pada umumnya secara kajian sisiologis dan psycholigi sosial sudah merasa cukup tingkat kepuasan nya pada kesempatan jabatan pertama maximal dua periode sebagai gubernur, walikota atau bupati saja selanjutnya tidak mimpi muluk muluk, pungkasnya.

 

Drs Saleh Effendi MBA

*Alumni FAK Sospol UNPAD Angkatan 75

**Pensiunan ASN